Lumajang, 09 Maret 2025 – Pada suatu malam yang tenang di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, suasana berubah menjadi lebih serius ketika dua anggota Polsek Tempeh, AIPTU MASRUR UBAIDILLAH, S.H. dan BRIPDA MUHAMMAD HANIF, mengadakan pertemuan dengan generasi muda setempat. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk memberikan himbauan Kamtibmas terkait tren “perang sarung” yang belakangan ini marak terjadi di berbagai wilayah selama bulan suci Ramadan.
Dalam pertemuan tersebut, AIPTU MASRUR UBAIDILLAH, S.H. menjelaskan bahwa perang sarung bukanlah bagian dari budaya kita, apalagi budaya Islami. Beliau menekankan bahwa aktivitas tersebut tidak memiliki manfaat dan sering kali berujung pada tindakan kekerasan yang dapat menimbulkan korban jiwa. “Trend perang sarung bukan budaya kita dan bukan budaya Islami. Dan kegiatan tidak bermanfaat tersebut selalu menimbulkan korban jiwa,” terang AIPTU MASRUR UBAIDILLAH, S.H.
Salah satu pemuda desa, Bambang, turut menyampaikan pendapatnya. Ia mengakui bahwa perang sarung memang tidak membawa manfaat dan telah menyebabkan banyak korban. “Ya Pak. Memang benar kegiatan perang sarung selalu tidak bermanfaat dan sudah menimbulkan korban jiwa,” ujar Bambang.
AIPTU MASRUR UBAIDILLAH, S.H. berharap agar antar generasi muda saling mengingatkan untuk tidak mengikuti ajakan perang sarung. Beliau menekankan pentingnya menjauhi lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat berlangsungnya aktivitas tersebut. “Dengan tidak ada yang mengikuti ajakan tersebut atau tidak mendatangi lokasi kegiatan tersebut, maka kegiatan itu tidak terlaksana,” jelasnya.
Menutup pertemuan, beliau menegaskan bahwa jika ada pihak yang tetap memaksa untuk melakukan perang sarung, segera informasikan kepada aparat kepolisian atau pemerintah desa setempat. “Jika pihak lain masih tetap memaksa untuk melakukan perang sarung, informasikan kepada kami atau aparat pemerintahan desa setempat, siapa pihak itu. Akan kami datangi,” tutup AIPTU MASRUR UBAIDILLAH, S.H. Edukasi dan sosialisasi kepada generasi muda dan warga masyarakat tentang bahaya dan korban yang telah berjatuhan akibat perang sarung yang tidak bermanfaat tersebut perlu terus digalakkan agar tren perang sarung bisa hilang dan tidak lagi menjadi tren sesaat di kalangan generasi muda. (Tempeh, Regu 3)